Pendekatan kuantitatif
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kediri, 16 januari 2023
Penyusun
Daftar isi
KATA PENGANTAR 2
Daftar isi 3
BAB I 4
Pendahuluan 4
A. Latar bealakang 4
BAB 2 5
PEMBAHASAN 5
A. PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF 5
BAB III 8
PENUTUP 8
A. KESIMPULAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
Pendahuluan
A. Latar bealakang
Metode penelitian kualitatif juga akan menjelaskan mengenai upaya penelitian kuantitatif yang mencoba mengurangi ‘kesalahan’ pengamatannya melalui desain eksperimental atau korelatif untuk sampai pada kesimpulan yang objektif, lain halnya dengan penelitian kualitatif yang mencoba menerobos gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya atau menyimpulkan kombinasi dari berbagai arti permasalahan sebagaimana disesuaikan oleh situasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF
a. Pengantar
Terkait sebuah cara yang digunakan oleh peneliti dlm mengungkap-memahamimenggali-mendekati subjek penelitiannya. Sejak awal, peneliti harus mampu menentukan pendekatan yang akan dia pilih.
perubahan tetap dimungkinkan, bilamana: Ibarat memancing: ukuran mata kail harus sudah dipilih dari awal terkait jenis/ukuran ikan apa yang mau dipancing atau yang ada diperairan tsb, tapi umpan yang dapat diganti/tukar (Mata pancing: Pendekatan, umpan: Teknik wawancara dsb).
Beberapa pendekatan penelitian dalam kualitatif adalah: studi kasus, deskriptif, fenomenologi, etnografi, grounded theory, biografi, dan lain sebagainya. b. Studi Kasus
Kajian tentang pengalaman personal yang unik,yang tidak dimiliki oleh orang lain atau sekelompok orang lain. Kasus adalah suatu “sistem yang terbatas” (a bounded system) – Louis Smith (1978). Terbatas: tidak harus rumit, tapi pasti unik. Studi kasus: proses mengkaji kasus, hasil akhirnya adalah HASIL dari proses pengkajian.
Studi kasus akan berfokus pada kasus2 ekstrim. Unit analisisnya adalah kasus itu sendiri. Dapat berupa 1 individu, maupun beberapa individu yang memiliki kasus yang serupa .
Contoh: pelaku teror bom bali.
Jenis studi kasus: intrinsic case study dan instrumental study.
Intrinsik case study ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu. Kasus ini menarik keinginan peneliti sehingga diperlukan penggalian data untuk memahaminya secara detail. Tujuannya bukan untuk memahami susunan abstrak atau fenomena umum tertentu, bukan untuk merumuskan suatu teori.
Sedangkan instrumental study digunakan untuk meneliti suatu kasus tertentu agar sebuah perspektif tentang isu atau perbaikan suatu teori. Dalam hal ini kasus bukan minat utama; kasus memainkan peranan suportif, yang memudahkan pemahaman kita tentang sesuatu yang lain. Sering digunakan untuk mencari kesamaan/pola dari sebuah peristiwa yang sering muncul/berulang.
c. Etnografi
Istilah Etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan). Etnografi, yang berakar dari antropologi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami cara orang-orang dalam 1 komunitas berinteraksi dan yang teramati dalam kehidupan sehari-hari. Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu.
Tujuan penelitian etnografi adalah:
1. Untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi berperan dalam menginformasikan teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik untuk menemukan teori grounded.
2. Etnografi ditujukan guna melayani manusia yakni meyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar untuk ilmu.
Ciri-ciri etnografi:
1. Observatory participant—sebagai teknik pengumpulan data
2. Field Note memegang peranan penting
3. Jangka waktu penelitian yang relatif lama, berada dalam setting tertentu
4. Wawancara yang mendalam dan tak terstruktur serta mengikutsertakan interpretasi penelitinya.
d. Grounder Theory
Bertujuan menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
Digunakan oleh peneliti yang tidak ingin memiliki asumsi/dugaan awal thd pertanyaan penelitiannya. Digunakan untuk penelitian yang terkendala oleh keterbatasan referensi/acuan. Digunakan untuk peneliti yang ingin mengembangkan sebuah teori berdasarkan hasil temuannya nanti. Sangat membutuhkan waktu dan melewati sebuah proses. Membutuhkan pengalaman, sehingga sering digunakan oleh para expert.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengantar
Terkait sebuah cara yang digunakan oleh peneliti dlm mengungkap-memahamimenggali-mendekati subjek penelitiannya. Sejak awal, peneliti harus mampu menentukan pendekatan yang akan dia pilih.
2. Studi Kasus
Kajian tentang pengalaman personal yang unik,yang tidak dimiliki oleh orang lain atau sekelompok orang lain. Kasus adalah suatu “sistem yang terbatas” (a bounded system) – Louis Smith (1978). Terbatas: tidak harus rumit, tapi pasti unik. Studi kasus: proses mengkaji kasus, hasil akhirnya adalah HASIL dari proses pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong J Lexy. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). PT Remaja Rosdakarya. 2004.
Bandung.
Komentar
Posting Komentar